YAN TOA; SI JAGO MERA DARI SANGAJI MABA


Percayakah anda, bahwa kemungkinan Iyan Toa adalah seorang Sultan Jailolo?
Mungkin saja kita bisa menarik kesimpulan dari hipotesa berikut ini.
Sejak Sultan Nuku menaruh keinginannya untuk menyerang Tidore pada saat itu, Pangerang ini menggunakan Gamrange (weda,patani,maba) sebagai pasukan penyerang. Cerita rakyat (buli-maba) mengatakan kalau Iyan Toa adalah orang pertama yang paling jago membunuh musuh dengan cara tatipa (ilmu berkelahi), sekali bergerak mengangkat pedang musuh pun terbunuh.

Dikisahkan, dahulu perselisihan orang Buli & orang Bicoli cukup tinggi. Hingga Bicoli paling ditakuti karena dipimpin seorang Momole yang bisa disebut Mancaboi (Momole Mancaboi). Dibawah kepemimpinan Momole Mancaboi inilah orang Bicoli menguasai hingga ke pesisir utara wilayah saat ini. Orang Buli pun takut dengan penguasa yang satu ini dan membuat mereka harus lari ke hutan karena selalu dalam incaran Momole Mancaboi dan pasukannya (bicoli). Ada dua orang suami-istri yang sempat lari ke hutan menemukan suara bayi yang menangis. Anehnya, bayi ini ditemukan menangis diatas pohon pinang dan terbungkus oleh pelepah pohon pinang. Mereka akhirnya mengambil dan memeliharanya. Sesuai cerita rakyat saat itu ada ke anehan dalam proses pertumbuhan bayi tersebut, karena usia bayi, anak-anak, hingga menjadi remaja terhitung hanya beberapa hari & minggu. Penasaram dengan kehidupan laut, Iyantoa pun keluar dari hutan secara diam" karena tak diijinkan kedua orangtuanya yang takut dengan Momole Mancaboi. Ternyata Iyan toa secara sengaja ingin memata matai Momole dan pasukannya. Suatu waktu Iyan toa bepergian seorang diri dan membunuh semua pasukan Momole mancaboi dipesisir pantai utara maba. Mendengar kabar pasukannya dibunuh seorang lelaki muda bernama iyantoa, Mancaboi pun penasaran dan mengimlulkan semua orang yang berada disekitarnya di wilayah pesisir tepatnya kini Wasileo.

Yantoa pun tak ketinggalan, si jagoan ini akhirnya secara sendiri menerobos pertahanan dan selama kurun waktu 7 hari 7 malam Iyantoa akhirnya berhasil membunuh Sang Raja.Belakangan, beberapa informasi mengatakan bahwa Iyantoa adalah utusan Kesultanan Jailolo. Namun belum ada bukti nyata tentang Cerita di atas kecuali ruma kecilmiliknya pada gambar dibawah ini. Perlu diingat, bahwa Muhammad Arif Bila, Sultan yang diangkat Nuku menjadi Sultan Jailolo pada periode pertama tidak terlepas dari keturunan Raja & Sultan di Jailolo. Dalam sejarah Kesultanan Jailolo, setelah "Katarabumi" Masyarakat di sekitar Kekuasaannya ada yang eksodus ke Ternate dan ada pula yang meninggalkan Jailolo menysuri daratan Halmahera bagian timur. Tercatat dalam sejarah pula beberapa Sultan pada periode II,III,IV,V & VI Kesultanan Jailolo adalah para Sultan yang diangkat oleh rakyat halmahera timur atau Gamrange (Weda,Patani,Maba) dan tidak pernah menjadi Sultan ditanahnya sendiri (jailolo).

Dalam kisah tiga negeri ada pula Makean. Jika anda ingin mengenal hubungan antara Gamrange dengan Makean anda dapat menelusuri nama Muhammad Arif Bila yang menjadi Panglima Perang pasukan Nuku yang kemudian menjadi Sultan Jailolo oleh Nuku namun tidak disukai oleh masyarakat di Wilayah Halmahera Utara saat itu.Dalam catatan sejarah Ternate dibawah Sultan Hairun, sejak ternate menyerang Jailolo 1500-1551, Jailolo dipimpin Katarabumi yang sempat menyerang wilayah Moro di Halmahera Utara yang saat itu telah dikuasai oleh Portugis. Katarbumi juga memiliki banyak istri bahkan dalam catatan sejarah, beliau keturunan dara biru.Pada cerita yang lain, Iyan Toa adalah orang pertama yang duduk di kursi Sultan saat mengamankan Kerajaan dan sebagai isyarat bahwa istana suda aman, setelah itu Nuku duduk dan menjadi Sultan Tidore. Gamrange adalah pasukan yang digunakan Nuku dalam penyerangan merebut Kesultanan ditangan Saudaranya Kamaludin yang bekerjasama dengan belanda.

Sepintas,, dalam struktur Sangaji Maba, kalau Kapita Buli (buli asal) dalam adat Sangaji Maba adalah pengawal setia dari pimpinan Sangaji Maba. Yaaa istilahnya "Langkahi dulu mayatku sebelum pedangmu menyentuhnya kepala sangaji". Hingga pada setiap acara adat, Kapita Buli tempat duduknya adalah diatas paha Sang Pempimpin Sangaji. Dalam sejarah Sangaji Maba pada suatu pertemuan Pengawal Sangaji Maba ini tak lagi mendapatkan tempat duduk akhirnya sayangnya Sangaji Maba terhadap pengawalnya ini, dia mengikhlaskan paha kanannya untuk dijadikan tempat duduk oleh Kapita Buli sampai saat ini tradisi tersebut masi berlaku.
Apakah Iyan Toa adalah anak dari Katarabumi?
Apakah Muhammad Arif Bila yang diangkat Nuku untuk menjadi Sultan Jailolo itu?
Kita masi butu penelitian-penelitian selanjutnya.
Demikian cerita singkat ini.
Sekian & Terimkasih.
Mohon maaf sebelumnya jika banyak yang salah

Sumber : 

Comments